Wednesday, November 29, 2006

Iman kepada Kitab-Kitab Allah

KITA tentu sangat mengenal dengan kitab suci Al Quran. Kita biasa membacanya setiap hari, misalnya setelah salat magrib. Tetapi apakah kamu tahu bahwa selain Al Quran, ada kitab-kitab lain yang telah diturunkan Allah kepada para rasul-Nya? Kitab-kitab tersebut adalah Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran. Semuanya adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para rasul-Nya yang wajib kita imani dan ketahui.
Salah satu rukun iman adalah beriman kepada kitab-kitab Allah. sebagai orang beriman kita wajib beriman kepada Al Quran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Keimanan ini tidak cukup hanya diucapkan dengan lisan dan diyakini oleh hati tapi harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana sesungguhnya beriman terhadap kitab-kitab Allah itu? Dan apa pengaruhnya bagi pembentukan kepribadian muslim? Mari kita belajar bersama!

A. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah
Secara etimologi, kitab berasal dari fi’il (kata kerja) “kataba”, artinya yang ditulis. Sedangkan menurut terminologi, kitab adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada para rasul melalui perantara Malaikat Jibril untuk disampaikan dan diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidupnya.
Jadi, beriman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para rasul yang berisi wahyu-Nya untuk disampaikan dan diajarkan isi dan kandungannya kepada umat manusia.
Kita wajib mengimani semua kitab yang telah diturunkan Allah kepada para rasul. Firman Allah swt.:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS An Nisa: 136)
Menurut pendapat yang masyhur (terkenal), kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para rasul jumlahnya banyak. Ada yang menyebut 184 kitab, ada juga yang berpendapat 114 kitab. Namun, sesungguhnya tidak ada yang mengetahui dengan pasti berapa jumlah kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para rasul karena Allah tidak menerangkannya dalam Al Quran. Hanya Allah sendiri Yang Maha Mengetahui banyaknya jumlah kitab tersebut karena Dia-lah yang menurunkan-Nya kepada para rasul.
Karena itu, kita hanya diwajibkan mengimaninya secara keseluruhan, tidak diwajibkan secara terperinci berapa banyak jumlahnya dan apa nama-namanya. Namun ada empat kitab yang wajib kita imani dan ketahui, yaitu:
1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa a.s. sekitar abad ke-12 SM.
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud a.s. sekitar abad ke-10 SM.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad ke-1 M.
4. Kitab Al Quran, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. pada abad ke-6 M.
Secara esensi, dalam hal akidah dan tauhid, keempat kitab tersebut mengajarkan tentang ke-Esaan Allah swt., Tuhan semesta alam. Perbedaannya terletak pada tataran syari’at dan tatacara beribadah. Namun perlu dicatat, bahwa saat ini kitab Taurat, Zabur, dan Injil sudah tidak ada lagi yang murni sebagaimana ketika pertama kali diturunkan kepada para rasul. Saat ini kitab Taurat, Zabur, dan Injil sebagian besar bahkan hampir seluruh isinya telah dirubah-rubah oleh para pengikutnya sehingga menyimpang jauh dari yang aslinya terutama dalam hal akidah.
Satu-satunya kitab suci yang masih terjaga dan akan selalu terjaga kemurniannya sepanjang masa adalah Al Quran. Firman Allah swt.,
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Az Zikru (Al Quran), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS Al Hijr: 9)
Al Quran adalah kitab suci yang all comprehensive (paripurna), ajarannya menjangkau seluruh sendi kehidupan manusia, berlaku sepanjang masa, dan untuk semua manusia. Secara garis besar, isi dan kandungan Al Quran adalah:
1. Tauhid dan keimanan, yaitu ajaran tentang mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Ajaran tentang keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari kiamat, serta qada dan qadar. Inilah ajaran yang menjadi pondasi utama. Pada periode Mekah ayat-ayat Al Quran yang turun banyak berkenaan dengan masalah tauhid dan keimanan ini.
2. Ibadah dan syari’ah, yaitu ajaran tentang hukum-hukum, ibadah, dan syari’at yang membimbing manusia agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
3. Akhlak, yaitu ajaran tentang budi pekerti yang menyangkut akhlak kepada Allah dan rasul-Nya, sesama manusia, lingkungan dan alam, dan terhadap makluh Allah lainnya.
4. Kisah-kisah umat terdahulu, yaitu kejadian-kejadian pada zaman dulu yang dialami oleh umat-umat terdahulu dengan segala akibatnya, seperti kisah kaum Ad, Tsamud, Saba, dan sebagainya. Itu semua agar dijadikan pelajaran berharga bagi umat Islam.
5. Mu’ammalah, yaitu tuntunan mengenai tatacara pergaulan sesama manusia dalam urusan-urusan keduniaan, seperti hubungan bertetangga, bertransaksi ekonomi, dan sebagainya.
6. Dasar-dasar ilmu pengetahuan, di dalam Al Quran banyak terdapat ayat-ayat yang menerangkan tentang isyarat-isyarat ilmiah yang menjadi inspirasi dan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, seperti proses penciptaan manusia, langit dan bumi dan keteraturannya, dan penciptaan lebah dengan keunikannya.

B. Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Kitab-kitab Allah
Allah menurunkan kitab-kitab-Nya agar dijadikan pedoman hidup oleh manusia. Tetapi pada kenyataannya banyak manusia yang mengesampingkan ajaran Allah yang tertuang dalam kitab-kitab-Nya tersebut. Umat-umat terdahulu, seperti umat Yahudi dan Nasrani telah nyata-nyata mengabaikan kitab suci mereka, bahkan mereka malah merubah-rubah isinya. Ini mestinya menjadi pelajaran bagi umat Islam. Kita mesti bercermin diri dan mengintrospeksi sejauh mana keimanan kita terhadap Al Quran? Sudahkah kita mengamalkan ajaran Al Quran dalam kehidupan sehari-hari?
Keimanan terhadap kitab-kitab Allah tidak cukup hanya diucapkan dengan lisan dan meyakininya bahwa kitab-kitab tersebut adalah wahyu Allah, tetapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata dengan mengaktua-lisasikan ajaran Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi manusia. Al Quran diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al Quran tidak hanya ditujukan untuk satu umat dan satu masa, tetapi untuk seluruh umat dan sepanjang masa.
Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengamalkan ajaran Al Quran dalam kehidupan sehari-hari sebagai cerminan keimanan kita terhadap kitab-kitab Allah, karena Al Quran adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Orang yang memiliki keimanan yang kuat terhadap kitab-kitab Allah bisa kita kenali dari perilakunya sehari-hari, di antaranya:

1. Memiliki akidah yang lurus
Ajaran yang paling esensial dari kitab-kitab Allah, terutama Al Quran adalah masalah tauhid dan akidah. Orang yang memiliki keimanan kepada kitab-kitab Allah, tentunya memiliki akidah yang lurus. Akidahnya terjaga dari segala bentuk kemusyrikan yang merusak kemurnian akidah, yang seringkali tidak disadari, seperti mempercayai benda-benda karena dianggap memiliki kekuatan mistik.

2. Beribadah dengan benar dan istiqamah
Setiap kitab suci yang diturunkan Allah, terlebih Al Quran memerintahkan umatnya agar beribadah dengan benar dan istiqamah. Karena itu, orang yang memiliki keimanan terhadap kitab-kitab Allah, tentu selalu beribadah dengan benar dan istiqamah sebagai bentuk pengamalan terhadap ajaran kitab suci tersebut. Beribadah dengan benar sesuai tuntunan yang diajarkan dalam kitab tersebut dan penjelasan rasul-Nya. Beristiqamah dalam menjalankan ibadah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

3. Berakhlak mulia
Setiap kitab suci yang diturunkan Allah mengajarkan umatnya agar memiliki akhlak yang mulia. Banyak ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tuntunan agar berakhlak mulia, seperti akhlak terhadap orang tua yang dijelaskan dalam Surah Lukman ayat 14 – 15 dan Surah Al Isra ayat 23. Al Quran juga memerintahkan kita untuk memiliki sifat-sifat yang terpuji, seperti jujur, amanah, rendah hati dan sebagainya.
Karena itu, orang yang memiliki keimanan terhadap kitab-kitab Allah, akhlaknya selalu terjaga. Ia selalu berusaha mengosongkan dirinya dari akhlak tercela dan mengisi atau menghiasinya dengan akhlak terpuji serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Giat belajar dan bekerja
Al Quran banyak menyeru umatnya agar selalu menuntut ilmu dan giat bekerja. Bahkan ayat yang pertama kali adalah perintah untuk membaca. Karena itu, orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah selalu mengisi hari-harinya dengan giat menuntut ilmu dan bekerja. Ia menyadari bahwa untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat haruslah memiliki ilmu pengetahuan yang memadai dan giat bekerja dalam rangka beribadah kepada Allah. Bekerja dengan optimal agar tidak menjadi beban bagi orang lain bahkan bisa membantu orang lain adalah salah satu bentuk ibadah.

C. Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah, terutama Al Quran sebagai kitab suci bagi kita, umat Islam, tentu memiliki hikmah yang besar bagi kehidupan kita sehari-hari. Hikmah tersebut di antaranya:

1. Dengan beriman kepada kitab-kitab Allah, maka hidup kita menjadi terarah dan terbimbing.
Suatu keniscayaan bahwa kita hidup di dunia ini memerlukan petunjuk dan pedoman hidup agar kita dapat selamat dalam melangkah dan mengarungi kehidupan yang penuh dengan ujian ini.
Al Quran adalah petunjuk dan pedoman hidup bagi kita. Ia membimbing kita untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ia laksana lentera yang menerangi jalan hidup kita, sehingga kita menjadi mantap untuk melangkah. Bayangkan jika kita melangkah dalam gelap tanpa lentera, maka setiap langkah kita dipenuhi dengan keragu-raguan dan kekhawatiran. Kepala takut terbentur, kaki takut terpeleset dan tersandung, dan sebagainya. Itulah gambaran orang yang hidup tanpa memiliki petunjuk dan pedoman hidup.

2. Dengan beriman kepada kitab-kitab Allah, kita mampu membedakan mana yang hak dan batil.
Dalam kehidupan ini banyak sekali kita menemukan “wilayah abu-abu” atau “gray area”, terlebih saat ini. Problematika dan beban kehidupan yang rumit dan sulit seringkali membuat manusia mencampuradukkan antara yang hak dan batil, antara yang halal dan haram untuk kepentingan sesaat. Kondisi ini diperparah lagi oleh gencarnya serangan budaya permisif (serba boleh), terutama di kalangan remaja dan anak muda.
Al Quran adalah pembeda (Al Furqan) antara yang hak dan batil. Ada garis pemisah yang tegas antara yang hak dan batil, antara yang halal dan haram, yang tidak bisa dicampuradukkan dengan alasan apapun. Dengan beriman kepada kitab-kitab Allah, maka kita memiliki “referensi” untuk membedakan mana yang hak dan mana yang batil.

3. Beriman kepada kitab-kitab Allah dapat membentuk pribadi-pribadi yang optimis dalam menjalani kehidupan ini.
B agi orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah, betapapun besarnya kesulitan yang dirasakan, betapapun rumitnya persoalan yang dialami, tapi ia tidak pernah mengeluh dan selalu berbaik sangka pada Allah. Ia senantiasa yakin bahwa di dalam kesulitan ada kemudahan karena Al Quran mengajarkan demikian. Ia selalu berusaha dan berdoa agar bisa keluar dari kesulitan tersebut karena yakin Allah senantiasa bersamanya. Hal ini sangat berperan besar dalam pembentukan manusia-manusia yang bermental positif.

4. Beriman kepada kitab-kitab Allah dapat membentuk pribadi-pribadi yang memiliki pandangan jauh ke depan.
Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah mengetahui bahwa setelah kehidupan di dunia, ada kehidupan mendatang di akhirat yang abadi. Ia yakin ada kehidupan sesudah mati. Karena itu, segala tindakannya selalu berorientasi jangka panjang untuk kehidupan di dunia dan akhirat.
Hal ini memiliki implikasi yang luar biasa dalam setaip aktivitas, pekerjaan, dan sebagainya. Orang yang memiliki visi jauh ke depan akan lebih produktif, kreatif, dan inovatif karena pola fikirnya tidak terkungkung oleh patron yang ada, sehingga ia akan terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi umat.